Dalam beberapa tahun terakhir, semangat berbisnis di kalangan Gen Z semakin meningkat. Kemudahan akses teknologi dan informasi membuat banyak anak muda bersemangat merintis bisnis mereka sendiri. Namun, seiring dengan tren tersebut, muncul fenomena menarik yaitu banyak bisnis yang hanya berakhir di tahap “coming soon” tanpa realisasi nyata. Lambat laun, fenomena ini semakin menjamur di kalangan Gen Z. Mengapa hal ini bisa terjadi? Simak penjelasannya!

Keinginan untuk Terlihat Keren dan Sukses di Media Sosial. Salah satu faktor utama adalah keinginan untuk terlihat keren dan sukses di media sosial, yang sering kali lebih dominan dibandingkan dengan komitmen untuk benar-benar merealisasikan bisnis. Membuat logo, akun media sosial, dan mengumumkan “coming soon” terasa lebih mudah dibandingkan dengan membangun bisnis secara berkelanjutan. Sebagai contoh, banyak akun Instagram dengan nama brand tertentu bermunculan dengan desain menarik dan eksklusif. Namun, setelah beberapa waktu, akun tersebut tidak lagi aktif tanpa ada produk yang benar-benar terjual.

Kurangnya Perencanaan yang Matang. Faktor lain yang berperan adalah kurangnya perencanaan yang matang. Mayoritas Gen Z antusias memulai bisnis, tetapi tidak dibarengi dengan strategi yang jelas, modal yang cukup, serta pemahaman yang baik mengenai pasar yang mereka sasar. Akibatnya, fenomena “coming soon” semakin marak. Contohnya adalah usaha clothing brand yang dibuat tanpa riset pasar dan hanya mengandalkan tren desain yang sedang viral. Akibatnya, mereka kesulitan menarik pelanggan dan akhirnya menutup bisnis sebelum benar-benar berjalan.

Budaya Instan yang Diminati Gen Z. Gen Z cenderung menginginkan hasil yang cepat tanpa melalui proses panjang dan penuh tantangan. Saat menghadapi kesulitan, mereka lebih mudah menyerah dan beralih ke ide lain yang terasa lebih menarik. Misalnya, seseorang memulai bisnis kopi kekinian dari rumah dengan modal kecil. Namun, setelah beberapa bulan penjualan tidak sesuai ekspektasi, mereka lebih memilih berhenti daripada mencari solusi untuk meningkatkan daya saing.

Meski fenomena “coming soon” banyak terjadi, bukan berarti semua Gen Z gagal dalam berbisnis. Ada banyak contoh sukses dari anak muda yang mampu mengembangkan bisnis mereka dengan konsistensi dan dedikasi tinggi. Agar semangat bisnis di kalangan Gen Z tidak hanya berhenti di tahap “coming soon”, diperlukan perubahan pola pikir. Alih-alih hanya fokus pada tampilan luar dan popularitas, mereka perlu membangun fondasi bisnis yang kuat, melakukan riset pasar, serta mengembangkan strategi yang realistis. (Fio/2025)

Author

Write A Comment