Dalam beberapa tahun terakhir barangkali kamu telah menyaksikan perubahan signifikan dalam cara generasi muda menjalani hidup. Jika sebelumnya tren gaya hidup YOLO (You Only Live Once) mendominasi, kini YONO (You Only Need Once) mulai muncul sebagai alternatif yang mendapatkan perhatian lebih besar di kalangan Gen Z.
Mengapa tren ini beralih ? Ada banyak faktor pendorong, mulai dari situasi ekonomi global yang penuh ketidakpastian membuat banyak anak muda mulai meninggalkan pendekatan YOLO yang dianggap kurang bijaksana. Mereka lebih fokus pada stabilitas finansial dan memilih hanya apa yang benar-benar diperlukan. Setelah pandemi, kesadaran akan pentingnya kesehatan mental meningkat pesat. Alih-alih mengejar kebahagiaan instan, Gen Z kini lebih menghargai kehidupan yang sederhana dan bermakna. Pengaruh media sosial juga demikian masif, media sosial menjadi platform utama bagi generasi muda untuk menampilkan gaya hidup minimalis dan bijaksana. Filosofi YONO membantu mereka memprioritaskan kualitas daripada kuantitas. Kesadaran akan isu lingkungan dan sosial mendorong banyak Gen Z juga memilih gaya hidup yang lebih bertanggung jawab dan berkelanjutan, mengurangi konsumsi berlebih, dan fokus pada kebutuhan esensial.
Mengenal YOLO dan YONO
YOLO menjadi populer sebagai semboyan yang mendorong individu untuk hidup tanpa batas, mengejar pengalaman tanpa rasa takut akan risiko, dan memanfaatkan setiap momen hidup dengan maksimal. Filosofi ini mendorong banyak anak muda untuk mengambil keputusan yang impulsif seperti traveling spontan, mencoba bisnis baru, hingga mengambil risiko besar dalam karier. Sementara YONO berfokus pada kebutuhan akan pengakuan sosial dan personal branding. Generasi muda yang mengadopsi prinsip YONO berfokus pada prinsip kesederhanaan dan pemilihan yang bijaksana. Filosofi ini menekankan bahwa dalam banyak aspek kehidupan, mulai dari hubungan, barang, hingga pengalaman sering kali yang kamu butuhkan hanyalah satu pilihan yang tepat dan penuh makna.
Perubahan dalam Gaya Hidup
Dalam hal keuangan dan investasi, jika YOLO mendorong pengeluaran besar untuk pengalaman instan, maka YONO menekankan pentingnya menabung, berinvestasi properti, dan membuat keputusan finansial yang bijak hanya untuk kebutuhan yang esensial. Demikian pula untuk urusan hiburan, Gen Z yang mengadopsi YONO cenderung memilih hiburan seperti membaca, kegiatan komunitas, atau workshop untuk upgrade skill. Kehidupan sosial mereka juga biasanya lebih selektif dalam membangun hubungan sosial dan memilih lingkaran pertemanan yang mendukung pertumbuhan pribadi dan profesional. Mereka juga sadar akan kesehatan menjadi prioritas utama, dengan banyak anak muda yang beralih ke pola makan sehat, olahraga rutin, dan menjaga keseimbangan hidup.
Dampak Positif dari Tren YONO
Ditinggalkannya trend YOLO menuju YONO memiliki implikasi yang luas bagi ekonomi dan masyarakat. Misalnya dari perubahan pola konsumsi, konsumen akan lebih selektif dalam memilih produk dan layanan. Pertumbuhan bisnis yang berkelanjutan yang menawarkan produk serta layanan yang punya nilai tambah juga akan semakin diminati. Konsumen yang mengusung tren YONO ini juga akan semakin peduli terhadap dampak lingkungan dari aktivitas konsumsi mereka. Pergeseran gaya hidup Gen Z dari YOLO ke YONO menunjukkan bahwa generasi muda semakin dewasa dan bertanggung jawab. Seberapa YONO-kah kamu di tahun 2025 ini ? (AT/2025)