Semua orang membutuhkan rumah untuk tinggal, akan tetapi tidak semua orang mampu untuk membeli rumah. Harga rumah memang semakin mahal, termasuk di Indonesia. Laporan dari bestbroker.com menyebutkan sejumlah negara yang memiliki harga rumah termahal. Data mereka ini mendapati bahwa harga rumah termahal tidak ditemui di negara maju dengan standar hidup tinggi namun ditemui di negara-negara dengan perekonomian rendah dan pendapatan perkapitanya juga rendah. Berikut ini 7 negara dengan harga rumah termahal di dunia, salah satunya adalah Indonesia :
- Turki. Harga rumah Rp 39 juta per meter persegi, dengan rata-rata pendapatan penduduknya Rp 47 juta per tahun, dan rasio harga rumah terhadap rata-rata pendapatan 81,45 %. Pada bulan Mei 2024, harga rumah baru di Turki melonjak sebesar 48,8% dibandingkan tahun sebelumnya. Turki menempati posisi teratas karena tingkat inflasi yang diproyeksikan mencapai 55% dari tahun ke tahun.
- Nepal. Negara yang berbatasan dengan India dan Tiongkok ini harga rumahnya mencapai Rp 23,4 juta per meter persegi, rata-rata pendapatan Rp 39 juta per tahun, dan rasio harga rumah terhadap rata-rata pendapatan 59,04 %.
- India. Harga rumah Rp 22,9 juta per meter persegi, dengan rata-rata pendapatan Rp46 juta per tahun. Maka, rasio harga rumah terhadap rata-rata pendapatan mencapai 49,86 %. Kenaikan harga properti di India ini memang merupakan hasil interaksi kompleks berbagai faktor mulai dari pertumbuhan ekonomi, urbanisasi, inflasi, sentimen pasar dan kebijakan dari pemerintahnya.
- Indonesia. Menempati posisi ke-4, Indonesia menjadi salah satu negara dengan harga rumah termahal di dunia. Dengan harga rumah Rp 17 juta per meter persegi, rata-rata pendapatan Rp 37 juta per tahun, dan rasio harga rumah terhadap rata-rata pendapatan 48,35 %. Kelompok penduduk Indonesia sendiri terbesar berada di kelompok menengah bawah sebesar 69,05% dengan rata-rata pendapatan Rp 3,04 Juta per bulan.
- Armenia. Negara yang mendapat julukan negara sejuta biara ini harga rumah Rp 45 juta per meter persegi, rata-rata pendapatan Rp 98 juta per tahun, dan rasio harga rumah terhadap rata-rata pendapatan 46,12 %.
- Korea Selatan. Perkembangan perekonomian Korea yang pesat dan termasuk pilar ekonomi asia dan dunia. Harga rumah di sana Rp 166 juta per meter persegi, rata-rata pendapatan Rp 430 juta per tahun, dan rasio harga rumah terhadap rata-rata pendapatan 38,71 persen.
- Peru. Salah satu negara terkaya di dunia dan memiliki sumber daya alam yang sangat banyak, mulai dari emas, perak, tembaga, seng, timah, dan besi. Harga rumah Rp 25 juta per meter persegi, rata-rata pendapatan Rp 77 juta per tahun, dan rasio harga rumah terhadap rata-rata pendapatan 33,01 persen.
Tingginya harga rumah tentu berdampak signifikan pada pembeli maupun penjual di pasar properti. Bagi 1st home buyer atau pembeli rumah pertama, kenaikan harga ini tentu menjadi tantangan besar. Mereka harus menyusun langkah-langkah jitu untuk mewujudkan mimpi mereka memiliki rumah pertama. Biasanya hal yang dihadapi oleh pembeli rumah pertama ini adalah merasa kesulitan untuk mengumpulkan dana yang cukup untuk uang muka, apalagi untuk membayar cicilan hipotek yang lebih tinggi. Akibatnya mereka beralih untuk memilih menyewa daripada membeli, atau mencari rumah di daerah pinggiran yang harganya lebih terjangkau. Hal ini turut meningkatkan permintaan akan properti sewa dan menyebabkan kenaikan harga sewa.
Indonesia dengan harga rumah termahal di dunia di satu sisi tentu memberikan keuntungan yang lebih besar. Pertama karena, harga jual rumah yang lebih tinggi, sehingga penjual dapat menikmati keuntungan lebih besar dari penjualan rumah mereka. Dari sisi investor, mereka dapat meraih imbal hasil yang lebih tinggi.
Pendekatan pemerintah Indonesia dalam mengatasi kenaikan harga properti adalah menerapkan insentif pajak dan subsidi sebagai salah satu cara mengatasi kenaikan harga properti. Program ini mencakup sejumlah aspek, seperti pengurangan tarif Pajak Pertambahan Nilai (PPN) untuk rumah pertama yang mana dapat meringankan beban finansial pembeli baru. (AT/2025)