Perasaan bahagia pastilah menyelimuti pemilik rumah baru, apalagi setelah serah terima dari developer. Nah setelah proses administrasi itu biasanya pemilik segera menempati rumah, untuk itu mereka melakukan upacara adat sesuai dengan kebiasaan didaerah tersebut.
Tradisi Slup-Slup di Jawa. Di daerah Jawa tradisi memasuki rumah baru memiliki makna penting dan biasanya melibatkan serangkaian upacara atau tata cara sebagai simbol keberuntungan dan keselamatan bagi penghuni baru. Seperti halnya kebiasaan syukuran prosesi selamatan ini adalah mengundang keluarga besar dan tetangga kanan kiri, biasanya yang berada dalam wilayah satu dusun. Setelah tamu undangan hadir, ubo rampe atau sesajian berupa nasi gurih beserta lauk pelengkap diletakkan di tengah undangan dan kemudian didoakan bersama-sama. Lalu ubo rampe dibagi-bagikan untuk dimakan bersama-sama dengan seluruh undangan. Sebelum acara makan biasanya pemilik rumah memegang sapu lidi untuk menyapu, dan satu orang lagi memegang lampu minyak beserta tempat air. Dua orang tadi berdoa dulu di depan rumah kemudian mengitari rumah dengan menyapu dan menyirami sekeliling rumah dengan air. Sapu lidi dan kegiatan menyapu bermakna semua kotoran yang ada bersih, baik kotoran fisik maupun nonfisik, sedangkan lampu bermakna agar mendapat pencerahan dalam hidup bagi para penghuni rumahnya. Seluruh prosesi ini tentunya bertujuan agar penghuninya nyaman menempati rumah baru.
Mangket Rumah Mbaru. Tradisi ini dilakukan oleh orang Karo di Sumatera Utara dan melibatkan keluarga besar. Upacara ini dimaknai sebagai pesta bersukacita yang menggambarkan kesuksesan tuan rumah sebagai pemilik rumah baru tersebut. Namun acara ini memiliki beberapa tingkatan, yang pertama disebut Sumalin Jabu merupakan acara yang paling sederhana. Hanya dihadiri keluarga inti dan kerabat yang terdekat. dan dihidangkan lauk berupa nasi dan ayam saja 4-5 ekor. Kedua, Mengkah Dapur yakni melibatkan musyawarah kerabat dan menyembelih babi atau kambing. Ketiga Ngerencit, melibatkan kerabat yang lebih luas dan rekan kerja termasuk menyembelih beberapa potong babi dan kambing. Tingkatan terakhir adalah Ertukam, dengan jumlah undangan lebih besar lagi dan pesta dilakukan selama beberapa hari.
Tradisi We’e Mbaru. Masyarakat Manggarai di Flores NTT sampai hari ini tetap melakukan tradisi memasuki rumah baru, apalagi momen membangun rumah baru adalaah moment penting buat mereka. Keberhasilan membangun rumah baru merupakan kebesaran Tuhan. Jadi ritual We’e Mbaru adalah bentuk sujud syukur kepada Tuhan karena mereka berhasil membangun rumah. Acara ini juga sekaligus sebagai pengumuman resmi ke seluruh keluarga besar dan masyarakat luas bahwa yang mengundang adalah pemilik resmi dan sah, dan menunjukkan pemilik mampu menyediakan hunian yang layak untuk keluarganya. Ritual we’e mbaru dibuat saat rumah baru siap ditempati atau dihuni dan sebelum upacara pihak tuan rumah mempersiapkan persembahan berupa ayam atau babi dan anjing untuk makan bersama serta minuman.
Selain menggunakan upacara secara adat saat memasuki rumah baru, sekarang ini yang umum dilakukan adalah melakukan doa bersama dengan mengundang pemuka agama sesuai kepercayaan masing-masing bersama dengan keluarga, tetangga dan teman-teman untuk hadir. Sambil menikmati hidangan yang sudah disediakan oleh tuan rumah sebagai bentuk syukur atas kebahagiaan mereka dapat menempati hunian baru. (AT/2023)