Di era modern ini, kesadaran akan pentingnya kesehatan tubuh semakin meningkat. Data dari survei yang dilakukan Lokadata akhir tahun lalu menemukan sebanyak 24% Gen Z dan milenial kini rutin berolahraga minimal tiga kali seminggu, mengonsumsi makanan sehat, tidur 7-8 jam per hari. Kesadaran soal kesehatan ini juga diiringi dengan pengetahuan yang meningkat akan diet makanan sehari-hari. Diet memang selalu berkembang dan trennya berbeda-beda. Diet bukan lagi sekadar upaya menurunkan berat badan, tetapi juga cara menjaga kesehatan secara keseluruhan. Nah, berikut ini adalah lima tren diet yang diprediksi populer di tahun 2025.
1. Plant-Based Diet
Plant-based diet semakin digemari karena manfaat kesehatannya yang luar biasa. Diet ini berfokus pada konsumsi makanan nabati seperti buah, sayur, kacang-kacangan, dan biji-bijian, serta mengurangi produk hewani. Selain membantu menjaga berat badan ideal, diet ini juga baik untuk kesehatan jantung dan menurunkan risiko penyakit kronis. Diet ini sedikit berbeda dengan menjalani hidup sebagai seorang vegetarian. Mereka yang vegetarian cenderung menghindari atau bahkan tidak mengonsumsi sumber makanan hewani sama sekali (susu, telur, makanan laut, madu). Sementara yang masih masih mengonsumsi telur disebut ovo-vegetarian, yang masih makan makanan laut disebut pescatarian, dan yang masih mau produk susu dinamakan lakto-vegetarian.
2. Mediterranean Diet
Dikenal sebagai salah satu pola makan tersehat di dunia, Mediterranean diet tetap menjadi favorit. Diet ini menekankan konsumsi lemak sehat dari minyak zaitun, kacang-kacangan, dan ikan. Ditambah dengan sayuran, buah-buahan, dan biji-bijian utuh, pola makan ini membantu meningkatkan kesehatan jantung dan fungsi otak. Diet ini meniru kebiasaan masyarakat yang tinggal di wilayah mideterania seperti Yunani, Italia, Spanyol. Saat menerapkan diet ini, juga membatasi asupan karbohidrat olahan dan makanan yang tinggi gula.
3. Intermittent Fasting
Intermittent fasting (IF) semakin populer karena fleksibilitas dan manfaat kesehatannya. Pola makan ini mengatur jendela waktu makan dan puasa dalam sehari, jangka waktu puasa dari 12 – 40 jam. Misalnya metode 16:8 (makan selama 8 jam dan puasa 16 jam). IF diklaim membantu menurunkan berat badan, meningkatkan metabolisme, menurunkan risiko diabetes, dan memperbaiki fungsi sel tubuh. Namun juga harus diperhatikan beberapa catatan bagi yang melakukan IF secara ekstrem, ada laporan yang menyebutkan bahwa suasana hati mudah berubah, alami perubahan jam tidur bahkan insomnia, sakit kepala, hipotensi, anemia bahkan gangguan makan seperti anoreksia dan bulimia. Untuk menghindari ini tentu kalian harus tetap berkonsultasi dengan ahli gizi.

4. Low-Carb, High-Fat (LCHF) Diet
Diet rendah karbohidrat dan tinggi lemak kembali diminati karena efektif dalam menurunkan berat badan dan mengontrol gula darah. Berbeda dengan diet keto yang sangat ketat, LCHF lebih fleksibel dalam asupan karbohidrat, sehingga lebih mudah diikuti dalam jangka panjang. Rekomendasi asupan karbohidrat harian untuk diet LCHF ini sekitar 20–100 gram, namun jumlah ini dapat menyesuaikan berdasarkan kebutuhan individu. Diet LCHF sebenarnya sudah lama diterapkan bagi pasien dengan penyalit Alzheimer. Bahkan ada penelitian yang menunjukkan bahwa diet rendah karbohidrat dan tinggi lemak berdampak pada peningkatan fungsi kognitif pada pasien penyakit Alzheimer.
5. Intuitive Eating
Intuitive eating adalah pendekatan diet yang mengajarkan untuk makan sesuai kebutuhan tubuh, tanpa aturan ketat. Diet ini mendorong kesadaran penuh saat makan (mindful eating) dan fokus pada hubungan sehat dengan makanan. Cocok bagi mereka yang ingin bebas dari pola makan restriktif dan ingin menjaga kesehatan mental. Pendekatan intuitive eating ini mengajarkan kita untuk memperhatikan sinyal lapar dan kenikmatan makanan. Saat lapar kalian harus paham bahwa kondisi tubuh membutuhkan nutrisi yang sesuai dengan kebutuhan, sehingga memberikan sinyal untuk segera makan. Ketika sudah merasa kenyang, kita belajar untuk menghormati sinyal tubuh tersebut dan berhenti makan.
Jadi, sebenarnya tren diet tahun 2025 menunjukkan bahwa pola makan yang seimbang dan berkelanjutan semakin diminati. Tidak hanya fokus pada penurunan berat badan, tetapi juga kesehatan fisik dan mental. Pilihlah pola makan yang sesuai dengan kebutuhan tubuh dan gaya hidupmu. Yang terpenting juga konsultasikan dengan dokter atau ahli gizi, karena selain diet kamu juga harus tetap melakukan aktivitas fisik melalui olahraga yang sesuai dengan kebutuhan tubuhmu. Selamat Hidup Sehat ! (AT/2025)