Di tengah kehidupan yang penuh tantangan dan tuntutan, badmood atau suasana hati yang buruk sering kali datang menghampiri. Sebagian orang mungkin merasa bahwa badmood adalah hal yang biasa dan harus diterima begitu saja. Kalau pada orang dewasa, khususnya wanita, badmood bisa terjadi karena perubahan hormon menjelang menstruasi alias PMS. Kalau sedang mengalami bad mood, pasti bawaannya malas untuk beraktivitas dan tidak konsentrasi dalam mengerjakan sesuatu. Terbawa sampai ke tempat kerja, komunikasi dengan pasangan, rekan kerja dan anak jadi berantakan karenanya. Namun, apakah kita sudah memikirkan dampak jangka panjang dari membiarkan perasaan negatif ini terus menguasai diri kita?

Mengapa Badmood Bukan Hal yang Seharusnya Diterima Begitu Saja

Normalisasi badmood dapat berbahaya karena dapat memengaruhi banyak aspek kehidupan kita, mulai dari kesehatan mental, hubungan sosial, hingga kinerja sehari-hari. Ketika membiarkan perasaan buruk tanpa mencoba untuk mengatasinya, itu artinya memberi izin pada pikiran dan perasaan negatif untuk terus menguasai diri kita. Nah hal ini, lama-kelamaan, bisa memperburuk keadaan emosional diri dan dampaknya bisa bermacam-macam yakni :

  1. Dampak pada Kesehatan Mental. Ketika kita terbiasa membiarkan diri kita merasa buruk tanpa berusaha mengubahnya, tentunya ada risiko untuk mengalami gangguan kesehatan mental seperti stres, kecemasan, atau bahkan depresi. Perasaan negatif yang terus dibiarkan berkembang akan semakin membebani pikiran dan jiwa, sehingga menurunkan kualitas hidup.
  2. Pengaruh pada Hubungan Sosial. Badmood yang tidak diatasi dengan baik juga dapat memengaruhi hubungan dengan orang-orang di sekitar kita. Bisa jadi dirimu akan lebih mudah marah, tertutup, atau kurang sabar, yang bisa menyebabkan ketegangan atau konflik dalam hubungan. Padahal, hubungan yang sehat dan harmonis sangat bergantung pada komunikasi yang baik dan rasa saling memahami.
  3. Menurunkan Kinerja. Tidak jarang badmood memengaruhi produktivitas kita. Saat suasana hati buruk, ada kecenderungan sulit untuk fokus, kurang termotivasi, dan mungkin merasa tidak energik. Hal ini akan memengaruhi kinerja baik di tempat kerja maupun dalam aktivitas sehari-hari.

Apa yang Bisa Kita Lakukan untuk Menghentikan Normalisasi Badmood?

Stop normalisasi badmood bukan berarti harus selalu merasa bahagia atau tidak boleh merasakan kesedihan sama sekali. Namun, ini tentang bagaimana kita mengakui perasaan dan mencari cara untuk mengelolanya dengan bijak.

Berikut adalah beberapa langkah yang bisa kita coba:

  1. Mengenali Penyebab Badmood. Hal pertama yang perlu dilakukan adalah menyadari apa yang menyebabkan badmood tersebut. Apakah itu karena masalah pekerjaan, hubungan, atau perasaan pribadi yang belum terselesaikan? Dengan mengenali akar penyebabnya, kita bisa mencari solusi yang lebih tepat.
  2. Mencari Waktu untuk Diri Sendiri. Terkadang, badmood bisa datang karena kita merasa lelah atau tertekan dengan rutinitas. Luangkan waktu untuk diri sendiri, baik itu dengan beristirahat sejenak, melakukan aktivitas yang disukai, atau bahkan meditasi untuk menenangkan pikiran.
  3. Berbicara dengan Orang Terdekat. Jangan takut untuk berbagi perasaan dengan orang yang kita percayai. Terkadang, berbicara dengan teman atau keluarga bisa memberikan perspektif baru dan membantu kita merasa lebih baik. Jangan biarkan perasaan buruk terus berlarut-larut dalam diri.
  4. Praktikkan Mindfulness dan Positivitas. Cobalah untuk mempraktikkan mindfulnes yakni kondisi pikiran menyadari setiap momen tanpa terlalu banyak menghakimi perasaan kita. Fokus pada hal-hal positif yang ada di sekitar kita dan berusahalah untuk melihat sisi baik dari setiap situasi. Ini dapat membantu meredakan perasaan negatif dan mengembalikan keseimbangan emosional.
  5. Olahraga atau Aktivitas Fisik. Aktivitas fisik dapat memengaruhi suasana hati secara positif. Olahraga dapat meningkatkan produksi endorfin, hormon yang bertanggung jawab untuk menciptakan rasa bahagia dan mengurangi stres. Cobalah untuk berolahraga secara teratur agar tubuh dan pikiran tetap sehat.

Kesimpulan

Badmood adalah hal yang normal dan wajar terjadi pada siapa pun. Namun, penting untuk tidak membiarkan perasaan negatif ini menguasai hidup kita. Normalisasi badmood dapat berdampak buruk pada kesehatan mental, hubungan sosial, dan kinerja kita. Dengan mengenali penyebabnya dan berusaha untuk mengelola perasaan tersebut, kita dapat menghindari dampak negatif dan meningkatkan kualitas hidup kita.

Jadi, mari berhenti normalisasi badmood dan mulai mencari cara untuk merasa lebih baik, karena kita berhak untuk bahagia dan merasa seimbang setiap hari. (AT/2025)

Author

Write A Comment